May 6, 2015

Si garong Macan

Sejak Macan menginjak usia remaja, saya dan suami selalu tak pernah sepakat untuk satu hal. Rencana saya, Macan langsung disteril saja seperti abang-abangnya. Mumpung ada steril bersubsidi di Pondok Gede dan tak akan ada kucing kucing kecil *akibat perbuatan Macan* yang terlantar dan dibuang orang di depan rumah.

Tapi suami saya menolak keras. Katanya, biarlah ada satu kucing kita yang menjadi kucing garong. Hadeeeh... Macan yang unyu-unyu ini akan jadi kucing garong?

Dan memang sekarang Macan sudah menjelma menjadi kucing garong. Walau Badannya tak sebesar kucing garong lainnya. Mukanya tak sesangar garong biasanya. Tapi di dalam lubuk hatinya, Macan adalah seekor kucing garong yang pulang hanya untuk makan. Sisanya, ia berkelana untuk mengadu kekuatan dengan garong-garong lainnya.

Yang menyebalkan itu adalah kalau pulang ke rumah, Macan akan ngaong-ngaong. pamer suaranya yang tujuh oktaf itu, lalu spraying deh di mana-mana. Hadeh.... siapa juga sih yang mau nantangin kamu disini. Rumah ini kan cinta damai. Dan sepertinya dia selalu punya waktu untuk ngaong-ngaong, tepat ketika baby G baru saja tidur. 

Pernah Macan tidak pulang ke rumah. Sehari, saya masih tenang. Mungkin Macan masih sibuk duel dengan kucing garong lain. Hari kedua, saya mulai gelisah. Nah lo, apa dia nggak inget makan? Sambil ditemani baby G, saya sibuk berkeliling komplek mencari Macan.

Syukurlah di hari ketiga dia pulang juga. Dengan wajahnya lelah dan badan penuh baret luka. Macan makan ala portugal *porsi tukang gali* banyak kaleeeee!!!!

Ah, walo hati dongkol, tetap saja dicinta. Memang bener kata orang, kita harus terima segala kelebihan dan kekurangannya.

Namanya juga Macan. :P