January 19, 2014

Ketika Jack mulai miau-miau

Hari ini kami mengantar Jack ke pondok gede. Well, today is the day ya Jack. Hari ini jadwal sterilmu. Maaf ya ini keputusan sepihak sih. Tapi percayalah, ini demi kebahagiaanmu juga, Jack.

Jack itu anak sulung mpus Bokir. Dulu adiknya ada tiga ekor : mpus Doel, mpus Mimin dan mpus Mumun. Tapi berguguran satu demi satu karena sakit dan hilang. Tinggal mpus Jack yang bertahan hingga hari ini.

Maka, inilah dia.  Gadis remaja umur tujuh bulan yang mulai mengenal cinta.

Bah! 

Tapi kenapa kucing garong belakang rumah si mpuuuuuus? *nangis sambil garuk-garuk aspal* Nah sejak si garong rajin menyambangi rumah kami, si jack mendadak genit.  Genitnya sih masih bisa saya tolerir tapi meong-meong si garong. Wadooow... Musim kawin telah tiba.

Tadi malam jam 24.00 wib si Jack sudah mulai puasa. Minum sih masih bisa. Hanya tadi pagi, saya harus kucing-kucingan memberi makan mpus yang lain.

Maka setelah semua urusan selesai, dalam gerimis hujan dan mending yang tebal, kami berangkat menuju lokasi steril. Salut deh untuk teman-teman steril yuk. Juga untuk para vet yang bekerja pro bono.

Syukurlah, operasi Jack berjalan lancar, walau katanya sempat pendarahan. Dan hal yang saya takutkan ternyata terjadi. Jack sudah hamil. Dan terpaksa diaborsi. Sedih juga sih. Tapi kalau membayangkan pertengahan tahun lalu, di mana penghuni rumah ini bertambah anak kucing hingga sepuluh ekor. Wah.. Boleh dibilang, kali ini saya lebih suka Jack diaborsi.

Doakan Jack ya, semoga dia cepat pulih.

January 16, 2014

Macan

Seumur hidup saya belum pernah sebahagia ini melihat pup kucing. Iya... Pupup kucing yang baunya asem itu lho. Hahaha... Lha? Kok bisa?

Oh.. Tidak, saya tidak demam dan saya juga tidak gila. Yaaaah.. Setengah gila barangkali. Haha..seperti cat person lainnya lah.:-)

Peristiwa ini bermula dua minggu lalu. Ketika saya bertemu dengan kucing kecil ini. Masih kecil, masih bayi dan  umurnya saya kira belumlah genap dua bulan. Saya temukan di depan rumah. Di samping si juki (jika ada yang belum tahu, juki ini nama mobil kesayangan kami:-) ) sedari subuh saya dengar raungannya yang menyayat hati. Saya kira mimpi ternyata bukan. Ada kucing kecil berwarna kunyit yang memiliki sepasang mata bening berwarna Abu.

Aaaah... Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kami saling berpandangan.. *jeng..jeeengg* lalu saya berkata padanya. Mulai hari ini namamu adalah .....

M-A-C-A-N

Rrrrrrrrrrghhhhh...!!!

Awalnya kucing ini kurus, perut buncit (pertanda cacingan bukan?), rakus dan banyak kutunya. Sayangnya kami harus pergi selama seminggu. Sayang kalau dibatalkan, ini rencana sudah jauh-jauh hari kami nantikan. Jadi dalam waktu dua hari, kami (saya dan macan tentunya) bekerja keras untuk membiasakannya toilet training agar tidak pup n pis sembarangan.

Selama kami pergi saya sungguh penasaran akan perkembangan si macan. Bang Sadih (ini satpam komplek yang telah saya training untuk memberi makan kucing-kucing ketika kami tak ada di rumah) tak dapat memberikan info yang spesifik selain kata `y baik`. 

Maka ketika kami pulang, diantara semua kucing yang datang, mengeong dan mengaum dengan manja. Muncullah si Macan dari balik pintu kucing. Dan dia sudah menjelma menjadi kucing kecil yang lucu, manis dan menggemaskan.

Tapi diarenya belum sembuh. :-( 

Maka pergilah saya ke apotik dekat rumah.  Ah.. Saya pikir, saya bisa menjadi dokter kecil-kecilan. Saya trauma pergi ke dokter hewan. (Nantilah.. Akan saya ceritakan dalam kesempatan lain ya). Disana saya mencari obat diare untuk anak yang super paten. Si apoteker salah mengira.

"Anaknya umur berapa tahuuuuuun?"

".... Dibawah dua tahun laaah" *nyengir*

Walhasil saya dapet obat sirup rasa buah untuk penyakitnya. Untuk anak dibawah dua tahun, sekitar 5 ml SD 10 ml per hari selama 10 hari berturut-turut. Hal ini benar-benar ditekankan oleh si apoteker, karena walaupun diarenya sudah berhenti, pengobatannya jangan dihentikan sebelum benar-benar tuntas, ini karena bakteri di dalam ususnya mungkin masih ada.

Lalu saya beli juga obat cacing. Obat sirup juga, rasa jeruk. Tiga hari pertama cacingnya keluar seperti karet gelang. Banyak sekali. Jijay banget deh!

Maka wajar rasanya ketika saya merasa bahagia. Ketika melihat pup-nya Macan sudah normal kembali. Tidak hitam, tidak cair dan tidak berbau busuk lagi, yaaah.. Normal seperti baru pup kucing lainnya lah. Dan yang paling penting adalah sudah tak ada cacing karet gelang lagi.


Nah, mau tahu seperti apa si Macan sekarang? Sekarang Macan semakin sehat, gendut dan lincah.

Kalo kata ustad sih... Alhamdulillah!

January 13, 2014

I`m back and totally moved on :-)

Hampir dua tahun saya tak menegok tempat ini. Merapikannya, mempercantik isinya dan mengisinya setiap waktu. Bukan karena saya tak cinta. Juga bukan karena tak ada lagi kisah manis bersama mpus-mpus kesayangan.

Tapi kematian mpus tiri begitu membekas di hari saya. Begitu pahit menggores luka.  Rasanya saya tak mampu lagi berkata-kata. Saya mengalami kebuntuan setiap kali duduk didepan monitor.

Lalu bertubi-tubi meninggal juga ketiga anak mpus Tiri. (Saya lupa namanya). Kemudian saya kehilangan mpus gumgum yang lucu dan hobi planking. Saya juga kehilangan mpus dungdung, saudara perempuan mpus kunyit yang sangat care terhadap saudaranya.

Lalu mpus Juki datang. Waktu itu masih bayi dan miau-miau di tepi kali. Kucing paling lincah yang pernah saya temui. Ibarat angin puyuh, dia akan selalu berlari dan melompat ke segala penjuru isi rumah.

Tapi virus ganas itu telah merenggut nyawanya. Cepat sekali Juki pergi meninggalkan saya yang sesegukan di tepi kuburannya di bawah pohon nangka.

Dan mpus bokir datang. Tumbuh besar di rumah dan kemudian hamil, bahkan saya belum sempat membawanya ke vet untuk steril.  Lalu tiga dari empat anaknya meninggal dan hilang. Mpus doel, mimin dan terakhir mpus mumun yang buta.

Dan terakhir adalah peristiwa bokir dan dua kucing kecil yang diantar anak-anak tetangga, dibuang suami saya ketika saya tak ada.

Aaaah... Rasanya sesak didada.

Lalu kemudian mpus macan muncul. Out of nowhere. Kucing kecil yang miau-miaunya nyaring sejak dinihari, tiba-tiba ada di depan Rumah. Dan hell yeah.. Mendadak saya bisa moved on. :-) 

Dan inilah tulisan pertama saya setelah sekian lama tak bersua.

Selamat membaca. Saya berjanji akan lebih rajin Lagi menulis. Terimakasih Untuk Lina yang November tahun lalu mengingatkan saya Untuk kembali menulis.

Dan tulisan ini saya dedikasikan juga untuk mpus-mpus yang sudah pergi mendahului saya. (BTR 09.34 wib, hujan, jemuran nggak Kering, Dan semua mpouuzzzzzz tidur bergelung di pojokan)