April 20, 2017

Si kecil dodo - lanjutan -

Lalu akhirnya kami panggil orang untuk memeriksa atap belakang, sekaligus untuk membersihkan toren yang ada di dak beton atap kamar mandi belakang.

Hampir seminggu ini kamar mandi kami 'harum' -nya semerbak sekali. Apalagi jika tengah hari. Kami pikir ada bangkai tikus yang terjebak di saluran pembuangan. Ah, paling satu dua hari sudah lewat.

Tapi tidak dengan yang ini.

Kami curiga ada kucing yang mati di atap belakang. Bisa jadi si Kim-kim yang tak pernah terlihat lagi. Walau dalam hati kecil saya berharap itu bukan Kim-kim.

Dan ternyata dugaan kami terjawab sudah. Pak Oman nyaris pingsan ketika menemukan mayat Kim-kim. Ada di dekat saluran air dan wujudnya sudah tak keruan.

Pantas saja si Dodo menangis melolong-lolong saat itu. Ibunya sudah tak ada. Kamu pasti sedih ya.

Terjawab sudah misteri seminggu terakhir ini. Kim-kim dikubur pak Oman di tanah kosong dekat rumah.  Dan Dodo,  kini 'resmi' menjadi penghuni rumah ini. 

Iya kan,  Do?

(BTR,  21 Agustus 2017 19.20 malem,  lagi nemenin baby G yang mau tidur)

Note : tulisan ini sudah berbulan-bulan mengeram dalam box draft. Baru diselesaikan hari ini *tears

April 19, 2017

Si kecil Dodo

Sejak ada baby G, si babeh mengultimatum saya untuk tidak menambah kucing lagi. Saya pikir dia bercanda. Ah... Dia pasti lupa ada ungkapan yang mengatakan, satu kucing saja tak akan pernah cukup karena akan selalu nambah dan nambah lagi :D.... eh, ternyata dia serius dan setiap pagi ketika saya membuka posko dapur umum, selalu saja menjadi drama yang kadang-kadang membuat emosi tingkat dewa deh.

- ini adalah jam makan pagi kucing-kucing di rumah, tentu bersama beberapa bintang tamu yang sejak subuh sudah berdiri di depan pintu rumah -

Dia meradang dan mengusir para tamu itu dengan lemparan sendal. Giliran saya yang sebal memandangnya. Kan repot kalauntiap kali harus memungut sebelah sandal dari kolong mobil. Lagi pula apa susahnya bersedekah di pagi hari?, ini versi saya.

Tapi menurutnya, para tamu itu sudah menginvasi bumi ...eh... menginvasi rumah ini. Halah!

Intinya kucing-kucing di rumah yang makannya bak putri keraton itu selalu kalah cepat dibanding kucing yang menumpang makan. Mangkuk makanan mereka sering diambil paksa oleh kucing-kucing liar ini.

Iya juga sih. *denial*

Saya berusaha tegar, walau dengan hati perih saya sudah mengubur dalam-dalam keinginan itu. *nangis sambil ngaong-ngaong di kolong meja*

Nah ...... tak disangka-sangka, minggu lalu ada seekor kucing kecil yang datang. Kadang dia duduk di tangga macan dan menyapa saya dengan mata innocent-nya. Tapi lari bersembunyi ketika saya datangi. 

"Mana emakmu, mpus?" tapi dia cuma menjawab dengan satu tangisan panjang.
Lho? Kenapa?

Kalo dipikir-pikir, sudah seminggu pula si kim-kim  -masih ingat? dia istrinya Macan- tak pernah turun dan ikut makan bersama kucing-kucing lain. Ini aneh. Dan sebagai gantinya, muncul anak kucing berwarna kuning kunyit yang mengaong-ngaong berisik dari atap rumah.

Rasanya tempo hari saya pernah melihat anak kucing ini bersama Kim-kim. Bisa jadi, ini anaknya. Owgh... Kasihan kamu mpus. Kamu pasti kelaparan dan kesepian.

Lalu, hari berikutnya pelan-pelan dia mau turun. Mangkuk makanan yang saya letakkan di tangga macan ia  habiskan.

Saya sih nggak pernah nawarin ya. Saya ingat betul ultimatum suami dan sendal terbang setiap paginya. *tears*

Tapi dia sendiri yang datang dan memutuskan untuk tinggal disini. Belajar keluar masuk pintu kucing. Memanjat kursi menuju tempat makanan kucing di rumah. Mandi kucing di kursi depan, lari kesana kemari mengejar bola baby G dan tertidur pulas di samping Macan.

Lalu tiba-tiba dia sudah menjadi bagian rumah ini. Bahkan si babeh pun iba melihatnya.

Well, ini yang namanya jodoh, mpus. Haha.. Selamat datang !!!

Note :
Mulai menulis lagi setelah berabad-abad lamanya .:p
Kampong Beryl, 19 April 2017 14.18wib hari ketika pilgub dki. Belum tau hasil quick countnya.  ditulis on off dari pagi dan selesai ketika menunggui baby G -dan babeh yang lagi libur - tidur siang.
Selesai.