April 27, 2015

Ketika kucing saya sakit, disitu kadang saya merasa sedih

Tiba tiba saja Kunyit mogok makan. Sudah empat hari ini. Saya curiga, dia keracunan kadal (lagi). Memang sehari sebelumnya saya melihat Kunyit menangkap seekor kadal. Saya kira hanya diajak bermain, tahu-tahu "krauk...krauuuk"  dimakannya seperti makan kerupuk. Hadeeeh!

Sedihnya, saya tak bisa merawat Kunyit dengan baik. Harusnya saya segera membawa kunyit ke dokter. Tapi saya tak kuasa. Saat ini usia baby G baru menginjak umur 1,5 bulan. Semua waktu dan hidup saya....*ceileeeh* tersita dan saya persembahkan untuknya.

Saya tahu, alangkah berbahayanya membiarkan perut kucing kosong lebih dari 24 jam. Sudah saya usahakan disela-sela waktu tidur baby G untuk membujuk Kunyit agar mau makan.

Jangan ditanya deh, semua kesukaan Kunyit saya keluarkan. Potongan kepala ayam, Ikan cue-nya saja, cemilan dry food favoritnya, bahkan saya mencuri susu-nya baby G untuk minumnya Kunyit.

Tapi dia cuma tidur di kursi tamu.

Ah, saya tak mau menyerah. Mosok, saya harus kehilangan salah satu kucing saya lagi. Saya jadi ingat mpus bawang *tears*. Nanti, nggak ada lagi dong yang berlari-lari dengan setia menemani baby G berjemur tiap pagi.

Akhirnya, saya pecahkan telur, saya campur kuning telur dan madu. Saya ambil pipet, dan saya suapkan *dengan sedikit paksa* pada Kunyit. Semoga dia mendapat cukup energi dan mampu melawan penyakitnya.

Berganti-ganti. Selain kuning telur dan madu, kadang saya suapkan air putih, kadang susu, dan terakhir pasta berisi vitamin penambah nafsu makan. Setiap ada kesempatan. Saya nggak peduli harus sering ganti baju. *karena setelah itu kan menggendong dan menyusui baby G.

Maka ketika tadi pagi waktu sarapan dia turut hadir di dapur bersama mpus-mpus yang lain. Rasanya saya ingin menangis sekeras-kerasnya. Terharu sekaligus merasa bersalah karena saya tak bisa mendampinginya 100% seperti saat sebelum baby G datang.

Syukurlaaaah Kunyit mau makan lagi.

Lalu saya keluarkan kepala Ayam dari kulkas. Spesial buat Kunyit. :)

(Kampung BTR, senin 27.04.2015 19.09 wib, ketika Kunyit sedang tidur di keset baru dan baby G yang seharian ini rewel pun tertidur pula dipelukan emak.... Oh..what a day!!!)

Note untuk ilustrasi foto : thanks ya brigadir Dewi. :)

Dispensasi untuk macan

Ada satu hal yang paling saya takuti di dunia ini yaitu ketika (tanpa sengaja) kucing saya terlindas ban mobil. Aduh, jangan sampe deh.

Itu sebabnya ketika akan mengeluarkan mobil dari carport, prosedur standar yang saya lakukan adalah melongok kolong mobil, siapa tahu ada satu dua meong yang sedang tidur disana. Apa lagi dulu ketika mereka masih balita. Lebih horor lagi. Ada yang tidur di atas ban. Haduuuh!

Nah, kalau sekarang, umumnya sih sudah pada tahu. Begitu mendengar decit alarm pintu mobil dibuka atau mendengar bunyi mesin dinyalakan, otomatis mereka akan pergi menjauh atau buru-buru lari ke dalam rumah.

Tapi hari minggu lalu, sepertinya macan sedang lengah.  firasat saya mengatakan itu sebelumnya.  Ketika sedang menggendong baby G di teras depan. Kami berdua sedang mengantar ayahnya yang hendak pergi. Sekilas saya masih melihat koko sedang mandi kucing di tengah jalan, Macan ada disebelahnya, biasaaa.... Sedang tiduran dan bermain mengganggu idolanya.

Lalu tiba tiba saya denger suara Macan menjerit kesakitan.

"Astagfirullah!"
Saya tidak sanggup melihatnya.

Lalu saya melihat sekelebat bulu yang berwarna kuning, lari dan bersembunyi masuk ke dalam kardus.  Itu Macan. Lalu saya liat tkp. Ada banyak bulu yang tercerabut dari tempatnya. Sudah pasti itu punya Macan. Tidak ada darah atau yang horor lainnya. Mungkin harga dirinya yang sedikit terluka.

Suami saya turun dari mobil. Ia merasa bersalah. Disusulnya ke dalam kardus, macan digendong sambil meminta maaf. Tapi Macan kabur ke rumah sebelah.

Sore ketika waktunya makan, Macan pulang ke rumah. Untunglah kakinya tidak ada yang keseleo ataupun patah. *saya bisa nangis tujuh hati tujuh malam kalau begitu* hanya kedua kaki belakangnya sedikit lecet dan luka. Mungkin akibat keserempet ban mobil.

Karena merasa bersalah, maka, seminggu ini, macan dapat kebebasan dari suami saya untuk tidur di dalam rumah. Sampai lukanya sembuh.

Hoho... Saya yang riang gembira... :)

BTR 25.04.2015 19.48 wib (ketika baby G sudah tidur, dan koko menyelinap masuk dan tidur di pangkuan.. Huhuhu... Ai lup u Koko...I lup u juga baby G *nyengir)

April 14, 2015

Baby G is coming, Mpus..!

Minggu lalu, ketika baby G kami boyong ke rumah, orang tua kami melarang keras kucing masuk ke dalam rumah, apa lagi mendekati baby G. Untunglah suami tercinta paham kalau saya tak mungkin berpisah dengan anak berkaki empat saya. Jadi dia bilang, tunggulah sampai baby G berumur 3 bulan ya dan kalau saya ingin bermain dengan mereka. Setelah main saya harus cuci muka, cuci tangan dan kaki lalu mengganti pakaian.

Semua demi kebaikan baby G.

Aah.. Mana tahan. Hati saya seperti diiris-iris. Hari pertama, Koko meraung-raung di depan pintu. Macan *yang sangat mengidolakan koko* pun turut histeris. Malih, dengan hidungnya yang basah itu, menempel di kaca jendela, ingin masuk. Sedangkan jack, mungkin dia belum begitu mengerti. dia sih tetap saja berlari-lari dengan gembira. Dan Kunyit? Ah.. Dari semua kucing, saya rasa dia yang paling paham akan situasi ini. Tanpa banyak bicara *eh.. Meong-meong* ia menempati kardus kosong yang kami simpan di teras depan. Itu rumah kontrakan mereka.

Satu minggu berlalu. Dan kami sama-sama membiasakan diri. Mereka sudah mau tidur di kerdus yang ada di teras depan.  Sudah mulai berkurang tangisan-tangisan yang ingin masuk ke dalam rumah. Pintu kucing untuk sementara di lakban oleh suami. Sesekali masih terdengar sih gedebuk pintu yang didorong salah satu dari mereka. 

Giliran saya yang meong-meong.. *nangis sambil garuk-garuk pohon*

Kini dengan tersitanya waktu saya untuk baby G, untuk sementara mpus-mpus mengalah dulu. Saya hanya punya dua kesempatan untuk kangen-kangenan dengan mereka. 

(1) ketika pagi hari, sementara saya masih bisa menitipkan baby G pada suami. Saya punya kesempatan untuk mengelus dan memeluk mereka satu persatu dan menyiapkan sarapan untuk mereka. Kemudin saya mandi. Lalu mengurus suami yang akan berangkat kerja.

(2) sekitar pukul 7 atau 8 pagi, ketika saya menjemur baby G, saya juga punya kesempatan mengajak mereka berjalan keliling komplek. Repot juga sih, apalagi ketika pasukan kecil ini memiliki minat dan bakat masing-masing. 

(3) dan ini jarang sekali. Ketika pukul empat sore. Sebelum waktunya memandikan baby G. Kalau tidak terburu-buru, saya masih bisa bermain dan menyiapkan makan malam untuk pasukan Meong ini.

Ah.. Semoga kamu lekas besar Nak, dan kucing kucing emak, bisa masuk lagi ke dalam rumah.

*kampung Beryl. 14 April 2015. Malem 20:35 wib.. Sedikit me time, ketika baby G sedang tidur nyenyak

Sore tadi koko sedang kolokan. Rupanya dia ingin dipeluk. Ah.. Kami bagai orang yang puluhan tahun tak bersua. Pelukan saya, tak dilepaskan lagi Oleh Koko. Jika saja saya tak in gat kalau saya harus segera mandi, dan berjaga-jaga seandainya baby G bangun. *tears