

Sebelum pindah rumah, saya sempat bertanya kepada teman-teman di mailing list Indonesian Cat Rescue (ICR) dan milis Pecinta Kucing mengenai tips jika si meong ikut pindah rumah.
Terutama kucing stray –istilah ini mungkin lebih dikenal dengan sebutan kucing kampung, kucing jalanan atau kucing liar- yang nggak biasa dikurung di rumah apalagi di dalam kandang. Saya tanyakan juga apa tipsnya agar si mpus nggak stress dan malah hilang ketika kami semua pindah ke tempat yang baru.
Saya senang karena banyak yang menanggapi. Saran mereka cukup beragam lho. Mbak Dini salah satunya. Mbak dini ini dari milis ICR (Indonesian cat rescue) bercerita, si Tiger kucing jantannya, sempat kabur di minggu pertama dan pulang ke rumah yang lama.
“Untung masih satu komplek. Jadi gampang nyarinya” Mbak Dini ini baru saja pindah 4 bulan lalu. Kucingnya ada 7 ekor. “Tapi setelah sebulan dia sudah nyaman dan ngga pernah keluar rumah lagi.” Tambahnya lagi.
Lain lagi saran dari mbak Lala Lavita dari milis Pecinta Kucing, Pamannya meninggal dunia karena sakit dan kucingnya, -kucing kampung- tak ada yang merawat. “Karena kasihan, kucing yang saya beri nama Kipli itu, akhirnya saya bawa pulang ke rumah saya.”
Ini tipsnya :
1. Minggu pertama : dikurung di sebuah ruangan dalam rumah, bisa dalam kamar atau halaman belakang yang tertutup (jangan ada celah untuk kabur), ada naungan untuk berteduh, makan minum di tempat tersebut, dan biarkan mereka BAB & BAK disana.
2. Minggu kedua : kucing baru dikeluarkan dari ruangan tersebut, namun masih dalam lingkungan dalam rumah
3. minggu ketiga : baru boleh berkeliaran diluar rumah, biasanya mereka mulai hafal dengan bau dan letak rumah, jadi kalaupun kelayapan keluar rumah, mereka pasti balik lagi kok dan tidak nyasar...
Tapi yang sedikit nyentrik justru saran dari mbak Lucky. Mbak Lucky yang tergabung dalam milis Pecinta Kucing ini punya pengalaman yang sama dengan saya. Jadi sebelum semua barang masuk ke dalam rumah baru, kucing-kucingnya ia lepaskan dulu didalam rumah. Mereka biarkan kucing jantan untuk menandai area dan mengendus-endus isi rumah.
“Baru deh…. Semua barang kami masukkan”
“oooo..”
“Tapi ada satu tradisi yang biasa kami lakukan untuk membuat kucing baru merasa hommy”
“Caranya?”
“Caranya adalah dengan memutarnya di bawah kaki meja sebanyak 7 kali” oh ya? Saya baru dengar tuh.
“Memang agak unik sih. Tapi biasanya manjur loh..” bisa saya bayangkan mbak Lucky tersenyum senang. Dan tambahnya kemudian,
“Oiya, biasanya dua minggu pertama, si meong masih berasa asing di rumahnya yang baru. Jadi harus sering dibelai dan diajak main ya…...Semoga pada betah di rumah yg baru.. “
“Hahaha.. siaaaap mbak Lucky!”
Kalau mbak Agil lain lagi. Tipsnya adalah dengan menyibukkan si meong dengan mengolesi seluruh kaki depannya dengan mentega. “Lakukan sekitar 3 hari terus menerus.” Sahutnya dengan yakin. “Nanti kalau ada yang berusaha untuk celingukan cari jalan pulang, olesi lagi mentega lebih banyak. Itu resep nenek.”
Wah.. saya bisa bayangkan Pippy lupa makan gara-gara seharian sibuk menjilati kakinya. :p
Terlepas benar atau tidak, menurut saya sih layak untuk diuji. Penasaran juga saya dibuatnya.
“Semoga berhasil ya, mbak” Lanjutnya. Ho oh!
Nah.. di tengah kesibukan saya membenahi barang-barang untuk pindah. Ibu saya telpon dan bilang “Pindah nanti.. nggak usah bawa kucing banyak-banyak. Satu atau dua ekor aja cukuuuup” huuuuuuu… ibu yang sangat saya cintai ini. Dari dulu memang nggak pernah setuju kalau saya pelihara kucing. Huhuuuu….
Tapi ayah saya kemudian bilang, “papa.. udah 18 kali lho pindah rumah” *secara dia veteran sering pindah rumah :D* ia pun sepakat dengan ibu saya. Dan membagi sedikit tips cara cepat merapikan rumah dalam waktu 3 bulan. Kwak..kwaaaaw…
Hati saya makin tak menentu. Bahkan sambil mengangkat kardus-kardus berisi buku. Benak saya sibuk membuat rencana detail untuk kucing-kucing ini nanti. Ada satu tips menarik nih dari Mbak Endah dari milis ICR. Yang menyahuti kegundahan hati saya. Saya dan mungkin ribuan orang diluar sana –hehehe.. terlalu lebay ya- bisa jadi terlalu fokus ketika hari pindah. Dan luput mengenai persiapan mereka sebelum pindah.
Ini tipsnya, “Jauh-jauh hari sebelum pindah, mpus-mpus itu diungsikan dulu. Bisa dititipkan di tempat penitipan atau di rumah teman”
Karena biasanya kucing itu punya feeling yang tajam tentang apa yang sedang terjadi di rumah. Atau jika ada 'kesibukan' yang lain dari biasanya. Dan itu membuat mereka kabur dari rumah dan menunggu situasi kembali aman seperti semula. Dan akibatnya, malah pada ketinggalan nggak ikut pindah.
Hiks! Jadi ingat Mimin yang dua minggu sebelum kami pindah, pergi entah kemana.
“Dan perihal kucing outdoor yang nggak biasa dikurung, mau nggak mau, nggak ada cara lain deh kayaknya selain memaksa mereka 'dipenjara' dulu.”
“Duh.. saya jadi raja tega dong ya?”
“Iya.., pada akhirnya mereka hanya bisa pasrah terima nasib. Ngamuk sih... memang, pastinya stress, tapi setidaknya mereka aman dan nggak hilang”
“Hiks!”
Moga-moga pada keangkut semua ya...ntar deh kalo nemu artikelnya dimana, diupdate lagi.” Iya mbak Endah. Makasih ya.
Tapi kayaknya yang paling mendekati kenyataan sih sarannya dari mbak Okti. Dia bilang kucing
outdoor, kalau dibawa pindah jangan langsung dilepas, paling tidak dikurung beberapa hari dulu. Sediakan makanan. Karena makanan merupakan faktor yang sangat menentukan. Kucing tergantung dari makanan yang kita berikan. Lambat laun kucing juga akan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. kalau itu sudah dipenuhi, nggak usah khawatir kalau kucing-kucing tidak akan kembali, kecuali kalau mereka ditangkap orang lain. Waaah.. mbak Okti.. semoga nggak kejadian deh kayak gitu.
eniwey…makasih ya semua… masa orientasi kucing-nya sudah berhasil kami laksanakan.
(cerita berikutnya : MOK tahap dua episode Joni Hilang!)
0 comments:
Post a Comment