June 19, 2015

So long ya jack, till we met again

Dulu, ketika asma saya sedang parah-parahnya, dalam obrolan iseng dan nggak penting banget, suami saya pernah bilang, seandainya semua kucing harus keluar dari rumah ini, maka skenarionya adalah :

(1) koko dan Macan di suruh hijrah ke pasar  * deket penjual ikan tentunya
(2) malih akan dijual ke temen motornya * dulu pernah mau dibeli, yang tentu saja saya tolak mentah-mentah
(3) Kunyit akan dihibahkan pada saudara kami yang juga cat loper :)
(4) dan jack, akan tetap kami pelihara di rumah

Lho? Kenapa hanya Jack? Protes saya.
Iyyyaa... Karena jack matanya buta sebelah. Nggak ada orang yang mau kucing cacat seperti itu. Biarlah jack hidup bersama kita. Kasihan. Sahutnya sambil berlalu.

Bah! Skenario macam appppaah ituuuh.

Tapi kemarin siang, skenario itu terbukti tidak benar. Dan bukan juga yang saya harapkan. *tears

Kemarin saya sedang menggendong baby G yang sedang rewel di kamar depan. Sambil melihat keluar melalui jendela, entah kenapa saya merasa ada perasaan yang kurang enak ketika mendengar suara mobil melaju dengan cepat. Mobil tetangga sebelah.

Lalu saya lihat jack. Tergeletak di tengah jalan.

Saya nggak ingat lagi. Yang saya ingat, saya letakkan baby G yang menangis ke dalam boxnya. Buru-buru memakai kerudung dan menghambur keluar.

Jack masih ada di sana, di tengah jalan, badannya masih kejang-kejang seperti orang ayan. Sambil berurai air mata, saya pangku Jack. Darah dimana-mana. Kepalanya dan dari mulutnya mengeluarkan banyak darah.  Saya cuma bilang : Jack..jaaack... Ya Allah..tolong Jack..

Saya berharap masih bisa membawa jack ke dokter atau setidaknya saya bisa melalukan sesuatu yang dapat meringankan penderitaannya. Tapi tangisan baby G semakin keras.

Tak lama jack berhenti bergerak. Jack sudah pergi. Huhuhu... Cepet banget kamu pergi, mpus. Maafkan saya ya mpus. Kamu itu kucing yang paling manja dan paling riang gembira yang pernah saya kenal. Dari kamu bayi, kanak-kanak hingga menjadi jack seperti sekarang ini.

Pantas saja, kenapa tadi pagi kamu ingin ikut dipangku di teras depan, berdesakan dengan baby G. Dan mengikuti saya mendorong stroller di depan rumah. Rupanya kamu ingin mengucap Selamat tinggal ya? Ah.. Jaaack...nggak ada lagi dong kucing yang suka mempersembahkan seekor tikus untuk saya, yang selalu ingin dipangku, yang selalu saya bersihkan matanya setiap pagi, yang tidurnya terlentang di pojokan kasur dan iseng minum dari gelas yang ada di meja. Hanya satu yang saya belum sempat, membuat penutup mata ala jack sparrow untuknya. *ihiks. 

Jangan nakal ya Nak, hati hati di jalan. Sampai ketemu lagi ya.

BTR 21.06.2015 10.03 Wib pagi, puasa hari kedua

Noted : tetangga sebelah langsung datang dan minta maaf, dia juga yang menggali lubang dan mengubur jack di bawah pohon nangka, di sebelah kuburan mpus Juki.

Oiya, peristiwa ini juga jadi trending topik di antara anak anak seisi komplek. Sejak kemarin sore, bahkan hingga pagi ini, masih saja ada anak anak yang datang melihat TKP dan ziarah ke kuburannya Jack. Ngumpul semua dengan sepeda mini masing-masing. :)







2 comments:

Unknown said...

Turut berduka Yang teramat Mendalam Yg Mba Ariesnawaty... Smoga ini Menjadi Jalan Terbaik Buat Mpus "Jack"... Kesedihan Memang Pasti Akan Menjadi Bagian Dari Akhir,...Hadiah Terbesar Yang Di Persembahkan dari Mpus2 Kita... Terlebih Mpus Itu Menjadi Ekstra Perhatian kita... Tpi Kita Doakan Saja... Smoga Mpus "Jack" akan Selalu Damai Dan Tenang...Dan Mpus Yg Manja
Dimanapun Mpus "Jack"... Berada
...... So Long My Brotha Fellow...


Love
River's Brothers Families
Lenteng Agung Gg.kancil

Unknown said...

:'( Jack selalu berterima kasih untuk semua kebaikan dan perhatian yang mbak Aries dan pak Raden berikan
.. semoga setiap "doa" Jack kepada Tuhan menjadi bulir pahala yang menyertai mbak dan pak Raden sampai nanti bertemu kembali di surgaNya

(selalu mewek kalau baca cerita sedih tentang kucing)