April 23, 2008

sepotong ayam dari mpus mboy

Malam itu. Giliran mpus mboy menemani kami makan malam di belakang rumah. Ketika bonus potongan ayam itu diberikan padanya. Alih-alih dimakan tapi justru digigit dengan hati-hati dan duduk menghadap pintu, minta dibukakan. Kemudian ia mengeong-ngeong dengan suara yang khas sekali.

“Kenapa dia, hany?” tanya suami saya heran. (hany : panggilan sayang suami untuk saya :D)

“Oh… lagi manggil anak-anaknya tuh”

saya hapal betul nada miau mpus yang satu ini. Agak susah juga mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan. Hmmm…. sedikit tebal warna suaranya. Mengeong pendek-pendek tapi sering sekali.

“Lho? Untuk apa?”

Sambil membuka pintu saya nyengir dan mengajaknya mengikuti mpus mboy.

Di ruang depan, ketiga anak kucing itu sedang bermain petak umpet. Biasalaaah, namanya juga anak-anak. Si Mimin ngumpet di balik bantal sofa. Ketahuan sama Kiki. Mimin melompat tinggi. Kiki juga begitu. Ber high fi di udara. Si Mimin kabuuuuur! Kiki mengejar Mimin. Koko *yang sedang mandi kucing di kursi kayu* lari membantu Kiki. Dan mengejar Mimin hingga belakang tv. Aaaah….

Dan semua kegiatan itu mendadak terhenti demi mendengar miau mamie mboy. Kemudian mereka berlari-lari mendekat dan bergelayut manja di seputar ibunya.

Mpus mboy duduk dan meletakkan potongan ayam itu di lantai. Mendorong-dorong anaknya untuk makan.

“Aaah… so sweeeeet!” kami berdua mendesah.

Kalau pada akhirnya si mboy juga yang menyantap ayam itu. Itu bukan soal. Yang menakjubkan bagi kami adalah kok ada ya induk kucing yang nggak egois dan lebih memilih memberikan makanannya untuk anaknya.
Ajaib!

Serpong 23 april 08 ; 08:23 (hari yang cerah, lagi jemur bantal guling di luar)

0 comments: