Seumur hidup saya belum pernah sebahagia ini melihat pup kucing. Iya... Pupup kucing yang baunya asem itu lho. Hahaha... Lha? Kok bisa?
Oh.. Tidak, saya tidak demam dan saya juga tidak gila. Yaaaah.. Setengah gila barangkali. Haha..seperti cat person lainnya lah.:-)
Peristiwa ini bermula dua minggu lalu. Ketika saya bertemu dengan kucing kecil ini. Masih kecil, masih bayi dan umurnya saya kira belumlah genap dua bulan. Saya temukan di depan rumah. Di samping si juki (jika ada yang belum tahu, juki ini nama mobil kesayangan kami:-) ) sedari subuh saya dengar raungannya yang menyayat hati. Saya kira mimpi ternyata bukan. Ada kucing kecil berwarna kunyit yang memiliki sepasang mata bening berwarna Abu.
Aaaah... Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kami saling berpandangan.. *jeng..jeeengg* lalu saya berkata padanya. Mulai hari ini namamu adalah .....
M-A-C-A-N
Rrrrrrrrrrghhhhh...!!!
Awalnya kucing ini kurus, perut buncit (pertanda cacingan bukan?), rakus dan banyak kutunya. Sayangnya kami harus pergi selama seminggu. Sayang kalau dibatalkan, ini rencana sudah jauh-jauh hari kami nantikan. Jadi dalam waktu dua hari, kami (saya dan macan tentunya) bekerja keras untuk membiasakannya toilet training agar tidak pup n pis sembarangan.
Selama kami pergi saya sungguh penasaran akan perkembangan si macan. Bang Sadih (ini satpam komplek yang telah saya training untuk memberi makan kucing-kucing ketika kami tak ada di rumah) tak dapat memberikan info yang spesifik selain kata `y baik`.
Maka ketika kami pulang, diantara semua kucing yang datang, mengeong dan mengaum dengan manja. Muncullah si Macan dari balik pintu kucing. Dan dia sudah menjelma menjadi kucing kecil yang lucu, manis dan menggemaskan.
Tapi diarenya belum sembuh. :-(
Maka pergilah saya ke apotik dekat rumah. Ah.. Saya pikir, saya bisa menjadi dokter kecil-kecilan. Saya trauma pergi ke dokter hewan. (Nantilah.. Akan saya ceritakan dalam kesempatan lain ya). Disana saya mencari obat diare untuk anak yang super paten. Si apoteker salah mengira.
"Anaknya umur berapa tahuuuuuun?"
".... Dibawah dua tahun laaah" *nyengir*
Walhasil saya dapet obat sirup rasa buah untuk penyakitnya. Untuk anak dibawah dua tahun, sekitar 5 ml SD 10 ml per hari selama 10 hari berturut-turut. Hal ini benar-benar ditekankan oleh si apoteker, karena walaupun diarenya sudah berhenti, pengobatannya jangan dihentikan sebelum benar-benar tuntas, ini karena bakteri di dalam ususnya mungkin masih ada.
Lalu saya beli juga obat cacing. Obat sirup juga, rasa jeruk. Tiga hari pertama cacingnya keluar seperti karet gelang. Banyak sekali. Jijay banget deh!
Maka wajar rasanya ketika saya merasa bahagia. Ketika melihat pup-nya Macan sudah normal kembali. Tidak hitam, tidak cair dan tidak berbau busuk lagi, yaaah.. Normal seperti baru pup kucing lainnya lah. Dan yang paling penting adalah sudah tak ada cacing karet gelang lagi.
Nah, mau tahu seperti apa si Macan sekarang? Sekarang Macan semakin sehat, gendut dan lincah.
Kalo kata ustad sih... Alhamdulillah!
0 comments:
Post a Comment