Kemarin malam, kami membawa Malih pergi ke dokter. Dokter hewan yang ada di kampung sebelah.
Akhir-akhir ini Malih makannya sedikit sekali. Dan di leher sebelah kiri, ada benjolan, besaaar sekali. Aduh, saya ngeri. Sering saya lihat di petshop, ada kucing yang sedang diinfus atau opname pasca operasi. Kena kanker katanya.
Suami saya juga begitu. Sama khawatirnya. Dia sih lebih ekstrim lagi. Malah bilang nggak usah dibawa ke dokter deh. Saya rasa, dia juga takut akan menerima kabar buruk lagi. Sama seperti mpus Tiri atau mpus Juki dulu.
Maka, betapa leganya kami berdua ketika dokter bilang si Malih cuma kena bisul. Wkwkwkwk... ! Syukurlaaaah....!
Asalnya sih mau dioperasi kecil. Biar bisulnya kempes. Tapi diperiksa dulu deh, kalau bisulnya sudah matang, bolehlah dilakukan operasi. Lalu bu dokter mengeluarkan jarum suntiknya. Dia mau menyedot sedikit isi benjolan di leher Malih.
Malih ketakutan. Ya Iyalah.. Saya sebagai manusia juga takut sama jarum suntik. Apalagi Malih gitu lho. Apalagi, dia juga bukan termasuk kucing yang gaol seperti Koko atau Jack. Bertemu orang asing adalah hal terberat dalam hidupnya. *hadeh*
Ternyata bisulnya belum matang. Jadi Malih akan diberikan obat saja dan mari kita tunggu bersama hingga bisulnya benar-benar matang. Biasanya benjolannya yang keras itu akan melunak dan pecah dengan sendirinya. Nanti, pe er saya adalah, membantu Malih mengosongkan isi bisulnya itu. Agak horor juga sih. Tapi demi Malih...
Tapi sebelum pulang , Malih akan disuntik vitamin dan antibiotik yaa.... Kata dokter pada Malih. Hah? Di suntik lagiiii?
Malih langsung membuang muka.
Tapi the show muat go on right? Maka tak cukup hanya saya dan suami yang memegang Malih. Dia berontak dengan sekuat-kuatnya. Menjerit dengan sekencang-kencangnya. Dan dokterpun menyuntik Malih secepat kilat yang ia bisa.
Kemudian Malih protes. Setelah di suntik, ia ngumpet masuk ke dalam lemari obatnya dokter dan nggak mau keluar lagi. Haduuuuuh Maliiiiih...
Nah, pagi tadi, ketika semua kucing sudah selesai sarapan dan beraktifitas sesuai minat dan kreasi masing-masing. Hanya Malih seorang yang tak pulang.
Hmm.. Ini aneh. Nggak biasanya Malih begitu. Maka, setelah urusan rumah selesai, saya pergi ke semak-semak favorit Malih yang ada di pinggir kali. Tuh kaaan...! Malih ada di sana. Lagi ngumpet dan nggak mau keluar walau saya panggil dengan nada mendayu-dayu.
Malih protes dan nggak mau makan obat. Hadeeeh... Malih..Malih.
(BTR 11 November 2014, 10.35 pagi, mendung lhooo.. Enak banget nih narik selimut lagi. Hanya ada Kunyit n Macan yang tidur di kolong meja)
PS :
Akhirnya saya yang mengalah. Saya antar mangkuk makanannya dan saya letakkan di semak-semak dekat persembunyiannya. Tak lama kemudian dia pulang untuk makan dan tidur di kursi tamu. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, Begitu saya telpon dan lapor suami, dia bilang , jangan di kasih obat dulu deh, nanti Malih kabur lagi. Iya, deh..setuju.
0 comments:
Post a Comment